Jadi ibu jaman sekarang mah enak ya, apa-apa tinggal googling, info di sosmed juga banyak.
Sebagai seorang ibu muda unyu-unyu, ehmm, terus terang iya, saya merasa sangat terbantu dengan kemudahan zaman. Mau cari apa, tinggal ngandelin ujung jari atau scroll timeline. Seolah-olah semua jawaban akan ada disana, tinggal kitanya aja mau nyari atau nggak. Saat ini sudah banyak sekali akun-akun sosial media yang memberikan informasi dan sharing soal tumbuh kembang anak. Memang gak mudah jadi ibu baru. Ngurus anak mana ada pelajarannya sih. Kecuali mungkin dulu kamu kuliah di kebidanan atau tinggal sama saudara dan kebagian ikut ngurus ponakan, iya gak?
Saya pernah punya pengalaman pribadi soal ini. Suatu ketika saya nanya sama Mamah, "Mah, ngebedong bayi gimana caranya ya?" lalu Mamah saya jawab, "Duh iya Mamah lupa. Udah lama sih." Wkwk, dan berakhir dengan kami berdua nonton video tutorial di youtube XD Saat memberikan Rania ASI perah juga, yang paling saya andalkan adalah sosial media. Karena meskipun sudah baca-baca buku, entah kenapa saya justru baru 'ngeh' setelah baca-baca sharing di sebuah grup menyusui.
Baca : Selebrasi 2 Tahun AIMI Lampung : Seminar Kesehatan Bersama dr. Wiyarni Pambudi dan dr. Tan Shot Yen
Karena mendapatkan banyak informasi yang bermanfaat itulah, saya menjadi sangat bergantung pada sosial media. Meskipun di beberapa waktu, 'toxic'nya juga banyak banget sih. Misal penyakit 'envy' saat lihat tumbuh kembang anak lain yang lebih mbul atau tetiba udah bisa baca aja, ckckck.
Pic from : landtdesignco.com.au |
Plus Minus Ibu Milenial Saat Mengasuh Anak di Era Sosial Media
Plus :
Mudah mencari informasi tentang kehamilan, gentle birth, tumbuh kembang anak, ASI, MPASI, pertolongan pertama pada anak yang sakit, imunisasi, ide bermain dll.
Nah, dengan kemudahan mengakses informasi ini, pilihan benar-benar ada di tangan kita. Mau sekedar memenuhi beranda dengan hocip artis, atau follow akun-akun yang bermanfaat?
Bisa baca-baca dan sharing dengan sesama mama di grup parenting.
Meskipun secara teori kita sudah mengerti, namun dalam pelaksanaannya seringkali kita butuh support system, salah satunya dengan mengikuti berbagai macam grup parenting berfaedah yang di dalamnya kita bisa saling curhat dan menguatkan satu sama lain.
Baca : Breastfeeding 911 : Sukses Memberi ASI dalam Berbagai Kondisi
Mudah mencari info review produk bayi.
Sebelum membeli suatu barang, saat ini kita bisa banget baca-baca review di internet atau sosial media. Bahkan jika memungkinkan, kita juga bisa mencoba barang tersebut di tempat penyewaan baby's stuff.
Kemudahan mengakses info seminar parenting, belajar dari video youtube dan ramai-ramai ikut whatsapp grup yang berfaedah.
Di jaman ini, kita bisa upgrade ilmu lewat banyak sarana, yang berbayar maupun yang gratis tinggal modal kuota..
Nah, dengan kemudahan mengakses informasi ini, pilihan benar-benar ada di tangan kita. Mau sekedar memenuhi beranda dengan hocip artis, atau follow akun-akun yang bermanfaat?
Bisa baca-baca dan sharing dengan sesama mama di grup parenting.
Meskipun secara teori kita sudah mengerti, namun dalam pelaksanaannya seringkali kita butuh support system, salah satunya dengan mengikuti berbagai macam grup parenting berfaedah yang di dalamnya kita bisa saling curhat dan menguatkan satu sama lain.
Baca : Breastfeeding 911 : Sukses Memberi ASI dalam Berbagai Kondisi
Mudah mencari info review produk bayi.
Sebelum membeli suatu barang, saat ini kita bisa banget baca-baca review di internet atau sosial media. Bahkan jika memungkinkan, kita juga bisa mencoba barang tersebut di tempat penyewaan baby's stuff.
Pic from : clipartmax.com |
Kemudahan mengakses info seminar parenting, belajar dari video youtube dan ramai-ramai ikut whatsapp grup yang berfaedah.
Di jaman ini, kita bisa upgrade ilmu lewat banyak sarana, yang berbayar maupun yang gratis tinggal modal kuota..
Bergabung dengan komunitas parenting.
Selain dapat ilmu, kita juga akan mendapatkan banyak teman dari berbagai tempat yang merasa sepemahaman, senasib dan sepenanggungan. Cung, siapa yang deg-deg-an ketika pertama kali ikut kopdar? hehehe.
Selain dapat ilmu, kita juga akan mendapatkan banyak teman dari berbagai tempat yang merasa sepemahaman, senasib dan sepenanggungan. Cung, siapa yang deg-deg-an ketika pertama kali ikut kopdar? hehehe.
Banyak terbantu dengan informasi tentang pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan urgensi me time untuk ibu.
Gak seperti jaman ibu kita dulu, isu peran ayah dalam pengasuhan ini sangat digaung-gaungkan. Soalnya memang benar, urusan pengasuhan itu bukan semata-mata urusan ibu thok. Buat bareng-bareng, ngurus bareng-bareng, begitu kira-kira. Urusan me time juga jangan sampai dilupakan, penting untuk menjaga kewarasan katanya. Betul apa betul?
Baca : Dear Suami, Beri Waktu Bagi Ibu Rumah Tangga Untuk Me Time Tanpa Anak
Gak seperti jaman ibu kita dulu, isu peran ayah dalam pengasuhan ini sangat digaung-gaungkan. Soalnya memang benar, urusan pengasuhan itu bukan semata-mata urusan ibu thok. Buat bareng-bareng, ngurus bareng-bareng, begitu kira-kira. Urusan me time juga jangan sampai dilupakan, penting untuk menjaga kewarasan katanya. Betul apa betul?
Baca : Dear Suami, Beri Waktu Bagi Ibu Rumah Tangga Untuk Me Time Tanpa Anak
Pic from : Pinterest |
Terbantu saat menjelaskan ke orang tua/orang lain tentang sebuah informasi.
Alhamdulillah, Mamah saya meskipun jadul, tipikal yang open minded. Jadi dengan lihat yutub seperti pengalaman saya dulu, Mamah udah langsung he eh bahwa membedong bayi itu gak boleh terlalu kencang, harus begini, harus begitu, de el el. Kalo yang orang tuanya masih 'gaya lama' mungkin memang harus tetap bertemu langsung dengan dokter anak (pilihan kita) ya. Supaya langsung dapat penjelasan dari ahlinya.
Kemudahan berbelanja online.
Ini nih salah satu kemewahan teknologi yang bisa dirasakan oleh mama milenial jaman now. Gak perlu repot-repot bawa bayi ke pasar karena semuanya bisa dibeli secara online.
Ini nih salah satu kemewahan teknologi yang bisa dirasakan oleh mama milenial jaman now. Gak perlu repot-repot bawa bayi ke pasar karena semuanya bisa dibeli secara online.
Cari hiburan untuk anak dari youtube.
Ada yang belum pernah kasih anaknya youtub? thumbs up. Susah banget memang menahan godaan untuk gak ngasih yutub ke anak. Karena jujur, ngeliat anak anteng barang sejenak itu nikmatttttt banget. Ya kannn? hehehe.
Baca : 8 Tips Membatasi Anak Bermain Handphone
Minus :
'Sok tahu'.
Sadar gak sih seringkali kita jadi sok tahu karena merasa sudah membaca banyak hal dari sosial media. Padahal bisa jadi, yang ada di sosmed itu hanya sepersekian persen dari ilmu utuh yang sebenarnya. Lalu kita menganggap remeh orang lain yang belum tahu tentang informasi tersebut. Kita juga jadi seringkali jadi ngeyel saat orang tua bercerita tentang pengalaman mereka dalam mengasuh anak. Kalau ada hal-hal yang kita gak setuju, tetep sampaikan dengan baik ya gengs, karena biar bagaimanapun, orang tua sudah lebih dulu melalui itu semua.
Mom war yang bikin pusing.
Working mom vs ibu rumah tangga. ASI vs susu formula. MPASI made ini mama di rumah vs MPASI instan, dll. Seakan gak habis tema 'perang' mama-mama milenial saat ini.
Working mom vs ibu rumah tangga. ASI vs susu formula. MPASI made ini mama di rumah vs MPASI instan, dll. Seakan gak habis tema 'perang' mama-mama milenial saat ini.
Gak pede sama gaya parenting sendiri.
Setelah scrolling sosial media dan melihat betapa kreatifnya kegiatan anak-anak orang lain, seringkali kita jadi berkecil hati dan gak pede dengan gaya parenting kita sendiri. Padahal, mana anak kita peduli sih sama feeds instagram ibu-ibu itu. What they really need is us. A happy us. Tetep banyak baca supaya kaya ilmu dan jangan lupa asah insting kita sebagai ibu, untuk memberikan yang terbaik buat anak-anak.
Setelah scrolling sosial media dan melihat betapa kreatifnya kegiatan anak-anak orang lain, seringkali kita jadi berkecil hati dan gak pede dengan gaya parenting kita sendiri. Padahal, mana anak kita peduli sih sama feeds instagram ibu-ibu itu. What they really need is us. A happy us. Tetep banyak baca supaya kaya ilmu dan jangan lupa asah insting kita sebagai ibu, untuk memberikan yang terbaik buat anak-anak.
Pic from : parenting.com |
Banding-bandingin anak kita dengan anak orang lain.
Baby shaming dimana-mana. Capek ya kalo gak fokus sama kelebihan anak sendiri. Ngeliat anak lain sudah sekian kilo beratnya, kita langsung stres bukan kepalang. Padahal berat bayi kita masih normal-normal aja, ckckck.
Baca : 10 Simulasi Praktis Agar Anak Cepat Jalan
Menuntut anak.
Seringkali secara gak sadar kita jadi sering menuntut anak. Demi apa? Demi pencapaian diri kita sendiri. Lihat anak lain udah lepas pampers, jadi gemes banget sama anak sendiri yang toilet trainingnya belum lulus-lulus, lalu jadi marah-marah. Marah yang beda dari biasanya, karena kita merasa gagal jadi ibu yang baik di mata netijen. Ebuset.
Seringkali secara gak sadar kita jadi sering menuntut anak. Demi apa? Demi pencapaian diri kita sendiri. Lihat anak lain udah lepas pampers, jadi gemes banget sama anak sendiri yang toilet trainingnya belum lulus-lulus, lalu jadi marah-marah. Marah yang beda dari biasanya, karena kita merasa gagal jadi ibu yang baik di mata netijen. Ebuset.
Banyakan kepo sosmed dan ngumpulin artikel tapi gak dilaksanain.
Siapa yang gini juga? hehehe. Gak cuma resep masakan aja yang kita tumpuk. Artikel tentang pengasuhan juga sama, numpuk doang tapi gak dilaksanain. Jangan ya moms. Pake prinsip one bite at a time. Praktekin dikit-dikit, lama-lama jadi bukit. PS : #itisalsoanotetomyself.
Siapa yang gini juga? hehehe. Gak cuma resep masakan aja yang kita tumpuk. Artikel tentang pengasuhan juga sama, numpuk doang tapi gak dilaksanain. Jangan ya moms. Pake prinsip one bite at a time. Praktekin dikit-dikit, lama-lama jadi bukit. PS : #itisalsoanotetomyself.
Kemakan hoax.
Bukan cuma politik, pengasuhan anak ada hoaxnya juga, waw. Harus tetap pandai memilah informasi shahih yang berasal dari sumber terpercaya. Tahan jempol untuk menyebarkan hal-hal yang belum tentu benar.
Pic from : huffingtonpost.com |
Tsunami informasi.
Saking banyaknya grup parenting yang kita ikuti, kita malah jadi bingung mau praktekin yang mana duluan. Iya gak sih? Sudah saatnya kita betul-betul memilah yang paling sesuai dengan kondisi keluarga dan anak-anak kita, lalu laksanakan secara konsisten. Delete dulu yang lain-lain.
Anak kecanduan yucup.
Meskipun banyak kontennya yang bermanfaat, tapi kalau berlebihan, semuanya justru akan jadi tidak baik. Seperti kita yang mungkin keasikan lihat anak anteng, lalu gak sengaja buat mereka jadi kecanduan yutub.
Baca : Cerita Rania Tujuh Hari Tanpa Hape
Gimana-gimana? Setelah baca plus minus mama milenial mengasuh anak di era sosial media ini, yuk kita manfaatkan kemudahan zaman untuk hal yang baik-baik. Kalo kita udah mulai gampang emosi, gak sabaran ngadepin anak, mungkin main sosmed nya udah kebanyakan. STOP. Balik ke dunia nyata, main bareng anak-anak kita. Fokus pada kebahagiaan keluarga kita. Salam!
Meskipun banyak kontennya yang bermanfaat, tapi kalau berlebihan, semuanya justru akan jadi tidak baik. Seperti kita yang mungkin keasikan lihat anak anteng, lalu gak sengaja buat mereka jadi kecanduan yutub.
Baca : Cerita Rania Tujuh Hari Tanpa Hape
***
Gimana-gimana? Setelah baca plus minus mama milenial mengasuh anak di era sosial media ini, yuk kita manfaatkan kemudahan zaman untuk hal yang baik-baik. Kalo kita udah mulai gampang emosi, gak sabaran ngadepin anak, mungkin main sosmed nya udah kebanyakan. STOP. Balik ke dunia nyata, main bareng anak-anak kita. Fokus pada kebahagiaan keluarga kita. Salam!
Iya bener jaman sekarang internet bisa bantu dg aneka informasinya
ReplyDeleteBahkan mbah gugel bisa kita tanyain kapan saja ya untuk berbagai keperluan
ReplyDeleteAnakku nih udah kecanduan yucup. Hiks. Kudu bisa ngurangi mulai dr diri sendiri
ReplyDeleteNah iya mba, saking banyak nya info parenting yang diserap, jadi bagus bagus dan akhirnya mom war, mom shaming, ini sih malah kolot jadinya kalo mom war hehehee
ReplyDeleteWaktu anak pertama suka mencari tahu ilmu parenting dll diinternet dan menerapkannya tapu setelah anak kedua semua berubah saya menjadi fleksibel hihi
ReplyDeleteSekarang apa aja dipermudah ya,berkat kecanggihan teknologi. Mulai dari cari cara mrmbedong sampai cara bikin mi,semua ada..
ReplyDeleteBener banget sih terutama yang tsunami informasi...kadang malah bingung mana yang bener ketika ada beberapa hal yang versinya beda-beda hahaha
ReplyDeleteiya sok tahu macem ponakanku, tapi ke'sok tau'annya itu kadang bisa buat dia termotivasi lagi untuk cari tahu kalua udah enggak bisa berkata apa-apa lagi
ReplyDeleteNah iya bener! Minusnya aku jadi orang sok pede, paling merasa benar! Astagfirullah.. makasih udah diingetin Mbak Dwi
ReplyDeleteIntinya, zaman dulu dan sekarang ada plus minusnya yaaa... pokoknya lakukan yang terbaik sajah.
ReplyDeleteTsinami informasi itu bener-bener kayak wave nya kerasa banget yah, jangankan anak-anak mba, sy pun klu gk intropeksi dn terpaku sma Internet bisa bahaya, addicted tanpa disadari
ReplyDeleteSebetulnya zaman sekarang banyak ilmu dari internet yang bertebaran di mana-mana. Tetapi, di sisi lain juga hoax bertebaran. Jadi, memang harus berhati dan sellau berusaha bijak
ReplyDeleteBetuul ..jadi ibu zaman now memang lebih mudah. Bisa mencari semua macam informasi dengan hanya berbekal internet. Asal gak jadi kebablasan aja, tidak bijak menggunakan internet
ReplyDeleteBetul semua deh ini kayaknya plus minusnya. Emang bener banget ini kalau kecanggihan teknologi pasti akan ada sisi baik dan sisi buruknya.
ReplyDeletewkwkwkw... saya mauuuu shower alone donggg, tanpa si bayi yang gelendotin muluuuhhh hiks
ReplyDeleteDaaannnn how can i don't agreee??? (hadeh sok english wkwkw)
SOK TAUUUUKKK!!!!
Bener banget mbaaaa, ihhh gemessss banget saya jaman now.
Gegara ilmu parenting misalnya, bertebaran di mana2.
Sampai2 banyak orang yang beralih fungsi jadi pakar parenting, ngajarin orang yang anaknya jauh lebih gede dari anaknya.
Katanya ini salah, ngasuhnya harus gitu.
Semacam dia aja yang ngerti ilmu parenting.
PAdahal yang diajarin ini juga tau teorinya, tapi,...
hellooooo emang menagsuh anak itu kek boneka?
Tinggal pencet tombol on lalu perintahkan, "hei kamu, nurut sama mama, kamu harus begini karena teori parentingnya gini"
etdaaahhh, gemessshhh...
Giliran anaknya sampai di usia anak orang, trus dia sendiri kewalahan ikutin teori parenting panutannya, dia nyengir sendiri sambil mulai mikir cari pembenaran lagi.
hhhh...
ya ampuuunn, mengapa saya numpang ngomel di sini yak hahaha
gapapa yak, biar komennya panjang wkwkwk :D
Biar ketauan niat komennya :D
Beda banget jaman aku kecil sama sekarang membesarkan anak. Banyak plusny karena teknologi tapi musti hati2 jangan sampai terjebak :)
ReplyDeleteJaman dulu belum ada teknologi jadi semua2 nurut kata orang tua. Sekarang? Bisa belajar sendiri dari internet untuk hal parenting, apalagi buat yang merantau, ini membantu sekali. Tapi jangan sampai juga melawan orang tua kalau beda pengasuhannya sama kita. Mereka cuma nggak siap aja menghadapi anaknya yang ternyata milenial. :)
ReplyDeleteAh iya mbk ada plus dan minusnya. Tp bs nggk ya yg minusnya itu dihilangkan atw miniml dikurangi. Jd porsi plusnya yg lbh bnyak. Bs nggk ya?
ReplyDeleteTsunami informasi ini menyerangku, Mbak. Huuuu.
ReplyDeleteSaking kebanyakan googling sana googling sini, bingung dan malah nothing to do.
Sekarang aku memilih untuk woles, meyakinkan diri dengan gaya parenting diri sendiri. Support suami juga ngaruh banget untuk mengatasi tsunami informasi ini.
Semua ada plus minusnya, ya. Tapi kalau bisa dikumpulin plus yang banyak, minus jadi nggak kerasa harusnya kan.
ReplyDeleteZaman sekarang emang enak yaa internet kasih banyak kemudahan dalam pengasuhan anak. tapi yaa ada minusnya sih jelas, hahaha
ReplyDeleteUjame belum berumah tangga, tapi bekal dan ilmu parenting perlu dong pastinya hehehe.
ReplyDeleteDan bener banget mbak, Ujame ikut kelas parenting 2x aja itu treatmentnya berbeda-beda. Apalagi mbak-mbak yang sudah prakteknya? makin bingung praktekin yang mana hahaha..
Percaya diri itu koenci. Yang kita lakukan adalah yang terbaik :)
Memang sih Bunda sekarang enak karena banyak info yang dishare, tinggal pilih dan pilah mana yang cocok. Soal momwar, dunia nyata jaman dulu juga udah ada. Mana yang paling bener, saling nggak mau kalah kalo debat
ReplyDeleteaku masih suka numpukin resep tapi gak pernah ada yg dipraktekin huahahaaa.. kalau artikel parenting emang udah lama gak nyimpen, bener, takut malah kebanyakan informasi trus galau sendiri mikir yg mana yg bener :)
ReplyDeleteZaman internet emang lebih mudah tapi ya emang rawan macem2, ahbandingin anak, coba parenting ini itu yang gak cocok sama anak sendiri dan lainnya. Ya balik lagi ke diri sendiri karena punya gaya asuh yg berbeda
ReplyDeleteTermakan hoax banyak sekali beredar dan kemudahan berbelanja lebih praktis ,lebih banyak diskon tapi jadi lebih sering belanja hahaha.
ReplyDeleteHidup mama millenial untuk terus belajar
Jadi pensaran apa ada ya yang ortu gak ngenalin youtube:) Anakku belajar dari Youtube juga mau belajar gambar, musik atau desain
ReplyDeleteJadi inget zaman si.sulung bayi aku rajin beli buku2 mengasuh anak, langganan ayah bunsa, tabloid..hahaha..
ReplyDeleteSkrg mah tinggal googling aja ya..
tulisannya kece badai hehe
ReplyDeleteBahagianya aku menjadi bagian ibu milenial yang dipermudah dalam mencari informasi melalui internet hehe. Toss dulu ah kak hahah.
ReplyDeleteIya, sekarang apa-apa gampang, tinggal klik, langsung apa yang diinginkan terpapar nyata, hehe. Sayang, anakku lahir pada saat internet belum sebooming dan semurah saat ini. Jadi dulu beneran ngandelin buku dan referensi dari orang terdekat ��
ReplyDeletesetuju semuanya mba ada plus dan minusnya btw senengnya yah kalau ortu zaman old itu open minded kayak mamahnya mba jadi enak dijejelin informasi kekinian
ReplyDeleteini benar semua, hahaha
ReplyDeletetsunami info nih yang kerasa banget. Ikut kulwap ini itu, ga ada yang dijalanin.
Ini tantangan semua ibu ya mba. Menurutku yang terpenting sebagai ortu kuta harus terus belajar biar nggak keliru dan tepat mendampigi anak bermain internet. Anak belajar, ortu ikut belajat xD
ReplyDeleteKebanyakan kepo medsos tuh sering memghabiskan waktu ya ternyata, tapi ya diambil manfaatnya aja dan coba memgurangi sisi negatifnya, apa pun itu selalu ada hal positif dan negatif yang menyertai
ReplyDeleteKemudahan teknologi harus pandai2 kita siasati ya. Tetep nggak boleh mengurangi jatah bermain kita dengan anak2. Ntar klo pada sibuk sendiri mainan gadget, kontrol ke anaknya agak susah.
ReplyDeleteWah, bener banget ini. Di era milenial ngurus anak susah-susah gampang. Susahnya banyak dan mudahnya nyari info ini itu. Susahnya, banyak permasalahan yang ditimbulkan dari internet. Ya ke ortu, ya ke anak. Kudu bijak menyikapinya ya. :)
ReplyDeleteZaman skrng mengasuh dan menbesarkan anak begitu mudah krn bisa cari info sana sini. Tapi emabg kdng suka baper kalau liat kehidupan emak lain dengan anaknya yg kyknya gk ada masalah hahha. Tapi yakinlah pasti enggak ada ibu yg kepleset jd nikmati aja kemudahan yg ada dna ambil yg positif2nya :D
ReplyDeleteSetuju pakai banget mba.
ReplyDeleteSuka deh sama kemajuan sosial media ini, meski ia bagai pisau bermata dua.
Tapi... tenaaang, semua tergantung kita kog. Mau dibawa ke mana.
Bisa google juga, plus minus parenting style di era sosmed ini.
Satu yang paling aku ingat dari mastah parenting adalah " Setiap anak itu unik!"
Bahkan dengan tipe parenting yang sama, anak-anak kita, yang kita asuh dalam satu rumah, bisa jadi, kelak tumbuh dengan kepribadian berbeda!"
Begitulah, rahasia parenting :)
Memang semua hal itu ada plus minusnya, termasuk teknologi ini. Tinggal kita berusaha memanfaatkannya sebaik mungkin
ReplyDeleteyang paling bahaya memang kalau anak sampai kecanduan yutub ya mba, jadi susah belajar dan ga mau lepas dari layar huuhuhuhu semoga anakku nanti ga begitu
ReplyDeletekita mamak-makan perlu waspada dampak negatif medsos, tapi juga gak bisa melarang anak mengenalnya. Jadi, kita yang perlu mengawasi ya.
ReplyDeleteIya mbak, sepakat . Di era ini emak emak terbantu banget dengan teknologi. Karena cari info pendidikan anak, tumbuh kembangnya, banyak info yang bisa diserap. Cuma ya itu, jadi tergantung sama sosmed.
ReplyDeleteYha, sosmed dan internet mmg kayakn2 sisi kata uang ya, positif dan negatif sebagai dampaknya gk bs dipisahkan, mesti pinter2 kita mmg utk mensiasati, menggunakan dg bijak, dan anak2 ttp ikut perkembangannya tanpa terseret pd bahaya
ReplyDeleteSosial media ibarat 2 sisi mata uang ya mbak..mesti bijak bersosmed apalagi hoax yang banyak beredar jangan mudah menelan berita begitu saja.
ReplyDelete