Alhamdulillah.. sampai lagi di bulan penuh berkah ini. Tahun 2015 yang lalu (di atas itu foto saat usia kehamilan saya 38 minggu), saya dihadapkan pada posisi menyusui bayi usia 2 bulan saat bulan ramadan tiba. Tahun ini? Pada kepo gak? hahaha. Saya belum hamil lagi sih. Gatau nanti pas pertengahan puasa. Wohoooooow XD
Saat melahirkan Rania, ilmu per-puasa-an dan ilmu segala-gala saya masih minim banget deh. Support group juga gak ada. Belum tau lah ternyata banyak banget birth club dan komunitas menyusui gitu. Jadi dukungan terbesar saya saat itu ya 'cuma' dari suami dan keluarga besar. Bukannya gak cukup, tapi ternyata kita juga butuh banget nget teman senasib sepenanggungan yang sudah berpengalaman lebih dulu dan jauh lebih mengerti tentang ilmu beserta praktik di lapangannya.
Pasca resign 3 bulan setelah melahirkan, saya diberitahu oleh Mbak Sukma, kakak tingkat saya semasa kuliah, untuk bergabung di facebook group AIMI Lampung. Dari situlah mata saya jauuuhhh lebih terbuka tentang dunia per-ASI-an. Berawal sejak itu pula saya mulai cukup sering mengedukasi orang-orang terdekat sebisa dan semampu saya. Salah satunya lewat media sosial. Itu juga yang menjadi salah satu alasan saya untuk membuat blog ini. Agar lebih banyak lagi orang yang bisa membaca tulisan saya.
Ramadan tahun ini, alhamdulillah saya bisa mengikuti kuliah whatsapp langsung di grup Ibu Profesional Lampung, dengan pembicara Mbak Upi Fitriyanti, Ketua AIMI Cabang Lampung. Saya coba rangkum kembali diskusi kami di grup hari itu ya.. Semoga bermanfaat bagi para bumil dan busui yang tetap ingin sukses manjalankan ibadah di bulan ramadan ini.
3 Tips Sukses Puasa Ramadhan Saat Hamil dan Menyusui
Berbicara tentang ibu hamil dan menyusui, yang perlu kita ingat yaitu bahwa hamil dan menyusui adalah kondisi normal pada tubuh wanita, bukan kondisi medis. Pada saat hamil dan menyusui ini, metabolisme dan penyerapan zat besi di dalam tubuh menjadi lebih efisien. Ibu hamil dan menyusui membutuhkan tambahan asupan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan mencegah terjadinya pengurangan zat gizi pada jaringan tubuh ibu. Dan ternyataaa, ibu menyusui tidak membutuhkan makanan khusus loh untuk meningkatkan produksi ASI, yang penting tetap gunakan Pedoman Gizi Seimbang.
Ini harus saya bilang kabar baik atau kabar buruk sih? wkwkwk. Kan jadi gaabisaa modus lagi minta beliin ini itu yaah XD *kidding*
Ini harus saya bilang kabar baik atau kabar buruk sih? wkwkwk. Kan jadi gaabisaa modus lagi minta beliin ini itu yaah XD *kidding*
Prinsip gizi pada ibu menyusui:
• Jika asupan ibu tidak cukup, tubuhnya akan menggantikan gizi yang kurang untuk produksi ASI, sehingga kandungan ASI tetap lengkap dan baik
• Jika ibu mengalami kekurangan gizi, tubuhnya akan “mengorbankan” zat gizi dari tubuhnya untuk memenuhi kebutuhan gizi ASI
So, here it is.. 3 Tips Sukses Puasa Ramadan Saat Hamil dan Menyusui
1. Niat, Persiapan dan Dukungan
• Niat yang kuat
Ini bener banget menurutku. Meskipun dalam islam ada rukhsoh (keringanan) untuk tidak berpuasa bagi ibu hamil dan menyusui. Namun ga ada salahnya juga untuk kita coba terlebih dahulu, diawali dengan niat yang kuat. Saat hamil, kita bisa komunikasi sama bayi yang ada di perut. Komunikasi yang baik ini bisa jadi sugesti yang positif untuk diri kita dan dedek bayi. Saat menyusui juga, kita harus yakin kalau ASI itu rezeki bayi. Dan yang Maha Pemberi Rezeki itu Allah, maka bismillah kita coba puasa sambil mengamati reaksi bayi.
• Persiapan – berkonsultasi ke dokter
Dokter insyaAllah paham kondisi kita *eh bumil dan busui sih, saya belomm, haha* Berkonsultasi dan mendengarkan saran dokter bisa membuat kita lebih yakin saat mengambil keputusan untuk lanjut berpuasa atau tidak.
Dokter insyaAllah paham kondisi kita *eh bumil dan busui sih, saya belomm, haha* Berkonsultasi dan mendengarkan saran dokter bisa membuat kita lebih yakin saat mengambil keputusan untuk lanjut berpuasa atau tidak.
• Dukungan – meminta bantuan keluarga atau pihak lain
Meminta dukungan suami dan keluarga kita. Kalau orang terdekat belum mengerti, kita bisa edukasi sebelumnya atau sekalian diajak saat berkonsultasi dengan dokter.
Meminta dukungan suami dan keluarga kita. Kalau orang terdekat belum mengerti, kita bisa edukasi sebelumnya atau sekalian diajak saat berkonsultasi dengan dokter.
2. Menjaga Asupan Minum dan Makan
• Cukup minum dan hindari konsumsi minuman berkafein dan berkarbonasi
Air putih harus banget cukup. Yang suka ngopi dan minum colaa, coba tahan dulu, hehehe.
• Mengatur agar asupan makanan yang bergizi tetap terjaga
Ingat-ingat bahwa berpuasa hanya menggeser jam makan.
• Minum secukupnya setiap jam atau makan dalam porsi kecil namun sering
Jangan sekaligus, kamu gak akan kuat :P
3. Mempertahankan Menyusui
Jangan sekaligus, kamu gak akan kuat :P
3. Mempertahankan Menyusui
• Menyusui dan memerahlah seperti biasa
Ini harus kita coba terlebih dahulu, sambil mengamati reaksi si anak.
Kapan Puasa Harus Dihentikan?
Jika Bayi
• Berat badannya tidak bertambah atau menurun
• Buang air kecil lebih sedikit. Bayi sedikitnya harus buang air kecil sebanyak 6 kali per hari
• Rewel sepanjang waktu bahkan setelah disusui, atau sebaliknya bayi lemas dan selalu mengantuk
Jika Ibu
• Mendadak merasa lemas
• Warna air seni lebih pekat
• Pusing atau rasa sakit yang tidak tertahankan
Kulwap hari itu berlangsung seru karena banyak peserta yang menyimak dan aktif memberi tanggapan. Berikut beberapa diskusi dan tanya jawab bersama Mbak Upi Fitriyanti yang saya rangkum:
Irma:
Bumil galau ingin berpuasa namun BB bayi kurang.
Upi:
Untuk calon bayi yang BB nya kurang, sebaiknya ibu tidak berpuasa. Islam memberikan kemudahan bagi ibu hamil dan menyusui dengan mengqadha puasa.
Evi:
Saya insyaAllah melahirkan dua hari sebelum ramadan, minta tips dan trik tetap fit menyusui karena makan dan ngemil harus sembunyi-sembunyi dari anak yang sedang belajar berpuasa.
Upi:
Butuh proses untuk bisa mengedukasi anak-anak memahami tentang apa itu nifas dan mengapa ibu tidak berpuasa. Semoga dimudahkan memberikan edukASI ke anak-anak.
Linda:
Jadi bumil dan busui tinggal diatur pola makannya saja ya mbak?
Upi:
Iya, atur pola makan dan minum jangan sampai berkurang seperti saat tidak puasa. Terutama minum ya.
Indah:
Galau di kehamilan saat ini memasuki 3 bulan, masih suka mual dan muntah.
Upi:
Jika masih mual-mual hebat yang menyebabkan lemas dan pusing, sebaiknya tidak berpuasa dulu. Selanjutnya silahkan dikonsultasikan ke dokter untuk dilakukan pengecekan secara menyeluruh. Saat kondisi masih morning sick, lebih dianjurkan untuk makan sedikit tapi sering. Pada usia kehamilan 0-3 bulan itu masa pembentukan otak calon bayi, maka diperhatikan sekali asupan gizi pada menu makanannya. Pastikan memenuhi kaidah Pedoman Gizi Seimbang pada menu makanan sehingga memiliki “cadangan makanan” yang dapat digunakan pada saat menyusui nanti. Termasuk jika ASI pada hari 1-3 belum keluar, bayi juga memiliki cadangan makanan.
Mira:
1. Busui, bayi 1 tahun. Syarat minimum buang air kecil bayi sebanyak 6x dalam sehari berlaku sampai usia berapa?
2. Dulu waktu hamil anak pertama, saat usia kandungan 3 bulan, saya memaksakan puasa. Sesuai anjuran, saat berbuka dan sahur sering makan. Tapi hampir setiap sore sekitar jam 4 saya muntah cairan kuning dan saya tetap melanjutkan puasa sampai maghrib. Bagaimana dengan kondisi yang seperti itu?
Upi:
1. BAK bayi minimal 6x sehari berlaku untuk bayi ASI Eksklusif (6 bulan). Jika sudah lewat dari 6 bulan, perhatikan saja warna BAK nya, jika pekat sebaiknya puasa ibu dihentikan. Untuk anak usia 1 tahun, sebaiknya fokus saja pada pemberian makannya. Usia 1 tahun sebenarnya sudah makan dengan menu keluarga.
2. Kalau sampai menyebabkan lemas dan pusing pasca muntah, sebaiknya puasa dihentikan jangan dipaksakan.
Iin:
Bayi saya berusia 2 bulan nanti ketika masuk bulan ramadan, sekarang saya sudah latihan persiapan ramadan, coba puasa sunah tapi di hari pertama puasa, bayi menjelang sore menyusu dan setelahnya muntah lumayan banyak. Apakah ini efek puasa atau kekhawatiran saya saja terbawa mindset karena puasa?
Upi:
Ada beberapa bayi yang memberikan “sinyal” berbeda saat berpuasa. Pastikan pola makan dan minum ibu tidak berkurang. Terutama minum minimal 2 liter per hari. Jadi harus diatur selama berbuka sampai dengan sahur terpenuhi jumlah air yang diminum. Selama ibu dan bayi kuat, tidak masalah. Namun pastikan juga tanda-tanda kecukupan ASInya. Untuk bayi ASI eksklusif, minimal 6x BAK dan tidak berwarna pekat. Kenaikan berat badan bayi 600-800 gram. Jadi sebaiknya dikonsultasikan juga ke dokter sebelum memutuskan untuk tetap berpuasa.
Baca: Rekomendasi Dokter Spesialis Anak di Bandar Lampung
Baca: Rekomendasi Dokter Spesialis Anak di Bandar Lampung
Lusia:
Asupan tetap sama seperti saat tidak puasa ya mb? Hanya beda waktu makan dan minumnya.
Upi:
Iya, jumlah asupan tetap sekitar 500 kalori, hanya beda waktu/jadwal makannya. Sebaiknya jumlah sayur dan buah lebih banyak dari karbo.
Ummu Azzam:
Si kecil tanggal 3 Juni genap 2 tahun, berarti ramadan nanti mulai tahap penyapihan. Namu saya khawatir si kecil rewel. Apakah sebaiknya saya tunda setelah bulan ramadan ya?
Upi:
Saya pakai metode Weaning With Love (WWL). Anak saya tidak ada yang pas 2 tahun menyapihnya. Saran saya ditunda saja dulu.
Linda:
Untuk bumil dan busui saat puasa apakah ada makanan tertentu yang sebaiknya dihindari agar tetap fit?
Upi:
Untuk makanan tidak ada larangan, yang penting harus seimbang antara karbo, protein, sayur dan buah. Sedangkan untuk minuman, kurangi minuman yang berkafein.
Evi:
Pengalaman saya, kalau anak sudah MPASI akan lebih nyaman berpuasa. Tapi kalau belum MPASI, benar-benar harus dipersiapkan dan diperhatikan kondisi bayinya, karena dalam islam juga ada keringanan untuk ibu menyusui.
Upi:
Ya betul, sebaiknya tidak berpuasa untuk yang masih ASI Eksklusif.
Selesaii. Semoga beberapa pertanyaan tersebut mewakili pertanyaan para pembaca blog juga yaa, hehehe. Mbak Upi Fitriyanti menutup diskusi dengan pesan untuk para ibu hamil dan menyusui, agar memastikan diri untuk mempersiapkan lahir batin, dimulai dari niat yang tentunya juga disesuaikan dengan kekuatan tubuh dan bayi. Ibadah puasa ramadan akan dapat dilaksanakan dengan bahagia jika kita melakukan persiapan yang optimal.
Sepakaaatttttt!!! Gimana bumil dan busui? Semoga kuliah whatsapp bersama Ketua AIMI Cabang Lampung, Mbak Upi Fitriyanti ini bermanfaat yaa. Saya dokumentasikan resumenya di blog juga sebagai pengingat kalau-kalau suatu saat saya jadi bumil atau busui lagi, hihihi. Kamu yang lagi baca, puasa pertama lancar jaya kan? Teruss semangat yaaa.
Wah, komplit banget. Ini sih notulensi ya mbak, bukan sekedar rangkuman. Semoga kubisa menjalani ibadah ramadhan dg lancar. Thanks for sharing
ReplyDeleteSaya terlalu takjub deh sama ibu2 yg sanggup berpuasa selama hamil dan menyusui. Kalau saya mah, emang gak bisa. Bahkan pernah maksain diri puasa, pas hamil, kena marah ma dokter kandungan. Emang fisik agak lemah 😸
ReplyDeleteJadi ingat Ramadhan 3 tahun lalu luar biasa penuh perjuangan karena hamil tua dan semangat pengen tetap ikut puasa, Alhamdulillah terlewati walau ada yang tidak puasa full.
ReplyDeleteIbu memang hebay banget ya Mbak. Perjuangannya luar biasa. Delalu salut sama ibu hamil dan menyusui yang tetap bisa puasa
ReplyDeleteauto fokus sama foto2nya hehe
ReplyDeleteHebatlah busui saat puasa. Padahal dari cerita2 itu kalau sedang menyusui cepat lapar dan haus
Ini sangat bermanfaat skali bagi ibu2 yang sedang hamil namun tetap ingin menjalankan ibadah dengan sebaik baiknya di bulan yang suci ini...selamaf berpuasa bagi yang menjalankan smoga amal ibadah dapat diterima amiin
ReplyDelete