Anak Umur 3 Tahun Harus Sudah Bisa Apa?
Dwi Septiani
April 29, 2018
0 Comments
Anak umur sekian tahun harus sudah bisa apa? Pertanyaan ini selalu hadir di benak mamah-mamah dalam tiap fase perkembangan anak. Pentingkah untuk tahu indikator perkembangan anak di setiap usia? Penting banget! Karena kita bisa tahu apakah anak kita tergolong ke dalam pertumbuhan yang normal atau ada penyimpangan.
Salah satu alat/instrumen yang digunakan dalam pemeriksaan perkembangan anak adalah KPSP. Kuesioner Praskiring Perkembangan Anak atau yang biasa disingkat dengan KPSP merupakan kuesioner yang berisi 9 sampai dengan 10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak dengan sasaran anak umur 0-72 bulan (Depkes RI, 2006).
Salah satu alat/instrumen yang digunakan dalam pemeriksaan perkembangan anak adalah KPSP. Kuesioner Praskiring Perkembangan Anak atau yang biasa disingkat dengan KPSP merupakan kuesioner yang berisi 9 sampai dengan 10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak dengan sasaran anak umur 0-72 bulan (Depkes RI, 2006).
Tanggal 29 April 2018 ini, alhamdulillah Rania genap berusia 3 tahun. Kalau udah hari H gini rasanya time flies so fast deh. Kemarin-kemarin mah pas lagi ngadepin naik turunnya emosi Rania, rasanya mamaks ingin Rania cepat dewasa gitu, hahaha. Eh tapi remaja kan emosinya labil juga yaaa? OOH ternyataa ujian hidup seorang ibu akan selalu ada, jadi mari kita nikmati saja setiap fasenya :D
Dalam usia 3 tahun ini, ada beberapa hal yang harus sudah bisa dilakukan oleh anak. Kita bisa melakukan praskrining awal dengan menggunakan KPSP untuk anak usia 36 bulan, diantaranya:
1. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/petunjuk? (gerak halus)
Alhamdulillah Rania iya. Memang lagi hobi banget main coret-coret ini. Di rumah, saya membiasakan Rania untuk coret-coret pada tempatnya. Di buku, di papan tulis atau kadang di lantai yang saya sediakan khusus lalu setelah mencoret kami membersihkannya sama-sama. Untuk saat ini masih bisa diatur, ke depannya belum tau, hahaha.
2. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu per satu di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2,5-5 cm. (gerak halus)
Yak, Rania bikin susunan balok tinggi-tinggi lalu bilang, "Bunda, ini mall." -__- Kenapa harus mall Nak?? Kenapa gak menara masjid? Biar mamaks bisa pencitraan sedikit gituh XD
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti "minta minum" ; "mau tidur"?. "Terima kasih" dan "Dadag" tidak ikut dinilai. (bicara dan bahasa)
Kata orang tua jaman old, anak tuh punya kelebihannya masing-masing. Rania kala itu baru bisa jalan di usia 16 bulan. Tapi untuk berbicara, di usia 13 bulan, kata pertamanya sudah muncul, yaitu "Ayah", yang bisa berarti Ayah beneran dan ayam, xixixi. "Ohh belum bisa jalan ya, ngomong duluan biasanya." Yak, kita tahu itu adalah mitos. Tapi sebagai orang tua baru yang saat itu harus berhadapan dengan kenyataan bahwa anak-anak usia segitu rata-rata sudah bisa berjalan, kalimat tadi cukup menghibur lah, hahaha.
4. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan? (bicara dan bahasa)
Alhamdulillah she can mention it, meskipun menurut mamaks gambar nomor 4 agak samar ya, xixixi.
5. Dapatkah anak melempar bola lurus ke arah perut atau dada anda dari jarak 1,5 meter? (gerak kasar)
Stimulasi motorik kasar adalah salah satu peer saya untuk Rania, mengingat anaknya kalau dibawa ke area outdoor malah lebih suka banyak mengamati ketimbang ikut bergerak. Tapi alhamdulillah sekarang sudah lebih mendingan. Rania sudah mau manjat-manjat prosotan dan lebih berani jalan di titian, kemajuan banget itu *sparkling*
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini: "Letakkan kertas ini di lantai." ; "Letakkan kertas ini di kursi." ; "Berikan kertas ini kepada Ibu." Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi? (bicara dan bahasa)
Saya mah malah modus, awalnya mau ngajarin anak mengerti perintah. Lama-lama, asik juga yak Rania udah bisa dimintain tolong, hahahah. Kalau mau mandi, Rania yang ngambilin handuk. Setelah selesai, Rania yang taruh pakaian kotornya di dalam keranjang. Mayan banget kann, kubahagiaa *sungguh kau mamak modus XD
7. Buat garis lurus ke bawah sepanjang sekurang-kurangnya 2,5 cm. Suruh anak menggambar garis lain di samping garis tersebut. (gerak halus)
Rania kalau diminta gambar begini, malah gambar balon, wkwk. Tapi beberapa kali tanpa sengaja, saya mengamati Rania sudah bisa menggambar garis mayan lurus :D
8. Letakkan selembar kertas seukuran buku di lantai. apakah anak dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari? (gerak kasar)
"Aaak, Bunda aja." Itu kata-kata pertama yang keluar. Setelah beberapa kali saya contohkan, barulah Rania mau mencobanya daaan "Capek." Oke baeklah.
9. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? (sosialisasi dan kemandirian)
Bisaa, alhamdulillah. Meskipun untuk beberapa model sepatu, Rania masih suka kebalik antara kiri dan kanan, hehehe.
10. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 meter? (gerak kasar)
Nah ini. Rumah kami ada 3 meter gak ya? hihi. Soalnya selama ini Rania main sepeda hanya di dalam rumah. Alasan saya karena jalan di depan rumah itu batu, gak bisa dipake main sepedahan. Kenapa gak dibawa ke PKOR misalnya atau jalanan perumahan yang lebih mulus? Errr iya juga ya. Kemarin-kemarin belum kepikiran. Coba minggu depan deh. Gak boleh males nyuci rodanya yaa. Tuh, terungkap alasan mamak yang sebenarnya XD
Sepuluh pertanyaan di atas merupakan indikator tumbuh kembang anak usia 3 tahun. Bagaimana cara membaca hasil KPSP tersebut? Menurut Depkes RI (2006), interpretasi hasil KPSP adalah:
- Hitunglah jumlah "YA"
- Jumlah jawaban "YA" = 9 sampai 10, artinya perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S)
- Jumlah jawaban "YA" = 7 sampai 8, perkembangan anak meragukan (M)
- Jumlah jawaban "YA" = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
Setelah mendapatkan hasil skrining, maka intervensi yang bisa diberikan adalah:
Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:
- Alhamdulillah ibuk, berilah pujian pada diri sendiri karena telah mengasuh anak dengan baik
- Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak
- Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak
- Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur sebulan sekali
- Lakukan pemeriksaan skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak berumur 24 sampai 72 bulan
Berikut adalah link untuk mengunduh KPSP lengkap mulai dari 3 bulan sampai dengan 72 bulan.
Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
- Berusaha untuk melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi
- Pelajari (bisa bertanya ke tenaga kesehatan atau searching) berbagai cara untuk menstimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan atau mengejar ketertinggalannya
- Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangan anak
- Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak
- Jika hasil KPSP ulang jawaban "YA" tetap 7 atau 8, maka kemungkinan ada penyimpangan (P)
Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut:
- Rujukan ke rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)
Yuk sama-sama kita rajin kerjakan KPSP untuk mengetahui indikator perkembangan anak. Apakah sudah sesuai, meragukan atau terjadi penyimpangan. Dear mamah milenials, KPSP ini sungguh bukan untuk keren-kerenan, melainkan agar kita tahu langkah apa yang bisa kita tempuh selanjutnya supaya anak bisa berkembang dengan lebih baique. Stop membanding-bandingkan anak!
Barakallahu fii umuriik anakku Ramaniya Fatiha Subekti. Semoga menjadi anak sholehah penyejuk hati Ayah dan Bunda. Btw, tahun depan mulai sibuk cari sekolah ya, huhu gak kerasaa.