Pada materi kedua di Kelas Matrikulasi IIP kali ini ditekankan bahwa indikator keberhasilan seorang ibu profesional adalah "Menjadi Kebanggaan Keluarga". Peserta diminta membuat checklist indikator profesionalisme dengan SMART (spesific, measurable, achievable, realistic, timebond).
Saya menyadari bahwa menjadi seorang istri dan ibu berarti bersedia berkomitmen untuk senantiasa memperbaiki diri. Maka bismillah, saya membuat beberapa checklist indikator sebagai berikut:
1. Sebagai Individu
- Senantiasa melakukan jumlah ibadah minimal, yaitu: sholat tepat waktu 3x/hari, sholat dhuha 3x/minggu, sholat tahajud 1x/minggu, tilawah Al-Qur'an dan membaca terjemahannya 1 lembar/hari, menghapal 2 ayat/minggu serta terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah terutama di bulan ramadhan
- Menjadi ibu yang bahagia dan mencintai diri sendiri dengan mengatakan "I love myself" sebanyak 2x dalam satu hari
- Menyediakan waktu bagi diri sendiri minimal 30 menit setiap harinya
- Tidak kepo akun media sosial orang lain, kecuali untuk mencari inspirasi
- Membaca buku atau sumber informasi lain sebanyak minimal 10 lembar/minggu
- Membuat minimal 2 tulisan produktif per minggu
- Tidak mengikuti lebih dari 2 pelatihan dalam waktu yang bersamaan, agar konsentrasi untuk pekerjaan utama sebagai ibu dan istri tidak kehilangan fokus
- Mencari sumber informasi sebelum menyebarkan suatu berita pada orang lain dan mengomentarinya lebih jauh
2. Sebagai Ibu
- Membuat proyek bermain dengan anak sebanyak 2x dalam satu minggu, yaitu pada hari Selasa dan Kamis
- Membacakan buku minimal 30 menit setiap harinya
- Bermain dengan penuh perhatian tanpa interupsi minimal 2 jam setiap hari
- Membiasakan diri meminta izin untuk melakukan kegiatan lain pada saat bermain dengan anak
- Menambah koleksi mainan edukatif minimal 1 buah/bulan
- Mengenalkannya pada lingkungan sekitar dengan mengajaknya bermain di luar rumah minimal 3x setiap pekan
- Mengajarkan anak mandiri dengan tidak cepat-cepat menginterupsi kegiatan yang sedang ia lakukan. Terutama kegiatan yang kemungkinan besar berhasil walaupun memerlukan waktu yang lama. Misalnya: makan sendiri, memakai sepatu sendiri, membereskan mainan dan lain-lain
- Mengajarkan anak melakukan kebiasaan baik dengan melibatkannya dalam berbagai kegiatan kerumahtanggaan
- Membatasi screen time khusus anak sebanyak 2 jam setiap hari dan 4 jam saat bersama orang tua
- Menyediakan lingkungan rumah yang kondusif untuk eksplorasi anak, contohnya lantai yang tidak licin, mengamankan sumber bahaya (colokan listrik, sumur) dan kemudahan mengambil barang-barang kepunyaannya
- Senantiasa belajar dan menyediakan waktu untuk menambah ilmu parenting dari berbagai sumber minimal 15 menit setiap hari
- Membiasakan diri untuk tidak malu meminta maaf pada anak setiap kali melakukan kesalahan dan memberitahukan bagaimana yang seharusnya
- Mencatat jurnal perkembangan anak setiap bulan untuk mengetahui potensi belajarnya
- Menjadi ibu yang bahagia dengan berupaya sekuat tenaga untuk melampiaskan emosi di dalam kamar. Lalu menemui kembali anak dalam keadaan yang lebih kondusif
3. Sebagai Istri
Saat saya meminta suami untuk menjelaskan apa saja yang diinginkannya, disebutkanlah tiga hal berikut:
Menahan marah untuk hal-hal sepele, melegakan hati suami dan mendengarkan petuah-petuahnya dengan senang hati.
Namun, sebagai istri yang berusaha keras untuk peka (hahahah), saya mencoba menjabarkannya lagi agar lebih jelas.
Sejujurnya, setelah menikah saya sangat kaget. Karena ternyata menjadi istri sholehah itu tak semudah kelihatannya. Apalagi setelah menjadi ibu, sebagian besar kekesalan, selalu saya lampiaskan pada suami. Maha Besar Allah yang telah menjodohkan saya dengan seseorang yang sabar dan mau menemani proses belajar saya. Belum berani memasang target terlampau tinggi, berikut beberapa checklist indikator keberhasilan sebagai istri menurut versi saya:
- Menantang diri sendiri untuk menyediakan satu hari khusus yaitu hari Minggu, sebagai hari tanpa marah atas hal-hal sepele
- Mengomunikasikan dan menyelesaikan masalah sebelum tidur. Tidak tidur dalam keadaan marah
- Menyediakan waktu 'pillow talk' minimal 1x/minggu
- Menyampaikan setiap hal-hal kecil dan tidak memendamnya sendirian apalagi sampai menimbulkan buruk sangka
- Memperhatikan dan tidak memotong setiap pembicaraan suami serta meminta izin jika harus memotong
- Mendengarkan nasihat suami dan tidak berhenti belajar untuk menjadi istri yang baik dari berbagai keadaan dan sumber ilmu
- Menyambut kepulangan suami dengan wajah gembira
- Melakukan perawatan tubuh minimal setiap harinya
- Mencoba bahan-bahan masakan baru dan belajar membuat makanan Jawa minimal 1x dalam 1 bulan
- Menyiapkan bekal sarapan dan makan siang minimal 3x dalam satu minggu
- Menyediakan rumah yang nyaman sebagai tempat pulang dengan melakukan rutinitas minimal mencuci piring setiap hari, menyapu bagian rumah yang sering dilewati setiap hari, mengepel satu minggu sekali dan mencuci baju maksimal tiga hari sekali
And.... here we go... alhamdulillah NHW #2 kali ini bisa diselesaikan tanpa lewat deadline. Begitupun NHW #1 kemarin, hingga IIP mengapresiasinya dengan badge ini:
Semoga seterusnya bisa mengerjakan tugas dengan baik, menjalankan semua rencana yang telah tertulis bukan karena paksaan, tapi karena sudah menjadi kebiasaan. Seperti yang suami saya selalu bilang " Yang penting prakteknyaaaaa.." Hahahahhaa.
Masya Allah, semoga tercapai semua ya :)
ReplyDeleteAamiin... hihihi.. makasih mbak sudah mampir :D
ReplyDelete